Hm...rasanya admin pengen ngebahas tentang Bride of The Water God lagi deh. Habis berapa kalipun admin baca komiknya...admin ga bosan hehehe...
Kedua pasangan ini, Soah dan Habaek menurut admin serasi sekali. Tapi, jika dipikir-pikir apa ada ya Dewa yang jatuh cinta pada manusia??? Biasanya cerita-cerita fantasi seperti ini hanya bisa kita jumpai pada film/drama dan juga komik. Memang terdengar sangat klise tapi cerita-cerita seperti ini umumnya sangat disukai, kisah cinta yang penuh pengorbanan....cerita yang biasanya akan banyak mengurai air mata. Seperti halnya kisah cinta Soah dan Habaek yang selalu penuh dengan rintangan...akan membuat para pembaca termasuk admin nih semakin penasaran dengan ending dari kisah ini, apakah mereka akhirnya bersama dan berbahagia atau sebaliknya berpisah??? Tapi jika dihubungkan dengan mitos yang ada di Korea sana...bukankah legenda tentang Habaek sang Dewa Air memiliki tiga orang putri, yang salah satunya bernama Yuhwa??? Ah...bagaimanapun para pembaca berspekulasi mengenai akhirnya...rasanya para pembaca harus cukup sabar menunggu cerita akhirnya karena komik ini sepertinya masih membutuhkan jalan yang panjang hingga sampai pada endingnya ^^...
Karena komik ini baru terbit sampai chapter 113, tak ada salahnya admin ingin sedikit merefresh kembali ceritanya.
Karena komik ini baru terbit sampai chapter 113, tak ada salahnya admin ingin sedikit merefresh kembali ceritanya.
Soah, sebuah nama yang juga berarti cantik...secantik orangnya (begitu kata ayah Habaek). Soah adalah seorang gadis desa yang dilanda kekeringan selama hampir 5 tahun. Dia tinggal bersama ayah, ibu, dan seorang adiknya yang masih kecil. Saat itu, penduduk desa sudah tak tahan lagi dengan kekeringan yang melanda desanya dan akhirnya memutuskan untuk mengorbankan seorang gadis kepada Dewa Air agar hujan turun di desa mereka. Tapi, keluarga mana sih yang mau anak perempuannya dijadikan tumbal??? Akhirnya ayah Soah yang seorang pemabuk, demi uang tega menjual putrinya untuk dijadikan tumbal. Ibunya tak dapat berbuat banyak dan hanya menangis sambil mengatakan "Maaf" pada putrinya. Saat akan dikorbankan, warga desa sama sekali tak merasa bersalah pada Soah...yang mereka pikirkan hanyalah hujan.
Awalnya Soah takut karena orang-orang menyebutkan bahwa Habaek adalah seorang monster yang kejam dan suka memakan manusia. Tapi, Soah sendiri pun sudah tak peduli lagi apa yang akan terjadi pada orang-orang di desanya. Dia hanya berharap Dewa Air akan menurunkan hujan di desanya setelah ia berkorban. Singkat cerita, Soah tiba di kerajaan air dan disambut oleh Yok-oh (pelayan setia Habaek). Saat akan dipertemukan dengan Habaek, dia bertemu dengan Habaek (bertubuh anak kecil) tapi Habaek tak memperdulikannya. Kemudian, Soah bertemu dengan Hoo-ye (panglima kerajaan air) yang awalnya dia pikir adalah Habaek. Setelah itu, Soah pun diperkenalkan pada Habaek yang sesungguhnya...tentu saja dalam tubuh anak-anak yang membuat Soah sangat terkejut. Tapi Soah bersyukur bahwa Habaek bukanlah monster seperti yang ia kira melainkan anak kecil yang lucu.
Awalnya Soah takut karena orang-orang menyebutkan bahwa Habaek adalah seorang monster yang kejam dan suka memakan manusia. Tapi, Soah sendiri pun sudah tak peduli lagi apa yang akan terjadi pada orang-orang di desanya. Dia hanya berharap Dewa Air akan menurunkan hujan di desanya setelah ia berkorban. Singkat cerita, Soah tiba di kerajaan air dan disambut oleh Yok-oh (pelayan setia Habaek). Saat akan dipertemukan dengan Habaek, dia bertemu dengan Habaek (bertubuh anak kecil) tapi Habaek tak memperdulikannya. Kemudian, Soah bertemu dengan Hoo-ye (panglima kerajaan air) yang awalnya dia pikir adalah Habaek. Setelah itu, Soah pun diperkenalkan pada Habaek yang sesungguhnya...tentu saja dalam tubuh anak-anak yang membuat Soah sangat terkejut. Tapi Soah bersyukur bahwa Habaek bukanlah monster seperti yang ia kira melainkan anak kecil yang lucu.
Berbeda dengan Habaek, awalnya ia tidak terlalu suka dengan kedatangan Soah. Flashback, sebenarnya dulu Soah pernah bertemu dengan Habaek remaja sewaktu masih kecil. Saat itu, Soah terjatuh ke dalam kolam dan diselamatkan oleh Habaek. Habaek pernah berkata, Soah masih terlalu kecil untuk diambil sebagai pengantinnya dan ia berkata "Mari kita bertemu lagi saat kau sudah dewasa, nona muda" . Awww...so sweet, mungkin itulah yang namanya takdir ya maka sekarang Soah benar-benar jadi pengantinnya. Kalau diingat-ingat lagi, sewaktu kecil Soah pernah diramal oleh sorang peramal bahwa memberikan dua benang merah dijarinya yang artinya ia akan mencintai dua orang dimasa depan (tentu saja itu benar, Mui dan Habaek kan orang yang sama hehehe).
Habaek berwujud anak kecil saat siang hari dan berwujud dewasa di malam hari karena ia telah dikutuk oleh Nakbin, istri pertamanya. Tentu saja, Soah tidak mengetahui hal tersebut. Kemudian, Soah mengetahui bahwa Habaek belum juga menjatuhkan hujan di desanya walaupun ia sudah menjadi pengantinnya.
"That's the law of cause and effect. How much nature is being returned depends on how much it is being received. Aren't the humans the ones who are really selfish? As long as one is safe, it doesn't matter what happens to other people."
Itu pernyataan yang dilontarkan Habaek kepada Soah ketika dia bertanya kenapa hujan belum juga turun didesanya. Jika dipikir-pikir, ucapan Habaek itu ada benarnya. Manusia terkadang terlalu serakah, hanya memikirkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya. Seberapa besar yang diberikan maka sebesar itulah yang akan diterima...itulah hukum alam...hukum sebab-akibat. Jika kita bandingkan dengan keadaan alam yang sebenarnya, bukankah manusia memang lebih banyak memberikan dampak buruk terhadap alam daripada kebalikannya sehingga terkadang alam akan mengembalikan sebanyak yang ia terima dari manusia contohnya bencana alam. Manusia memang lebih banyak menuntut daripada intropeksi diri.
"It's not me, the humans are killing themselves. The human make the water unclean and contaminated. Killing off not only their own kind but also the other animals. Once it's over, everything will be destroyed."
Itu pernyataan Habaek lainnya. Semua yang dikatakannya memanglah benar. Bukan dia (dewa) yang membunuh manusia melainkan manusia itu sendiri. Manusia membuat air menjadi kotor dan terpolusi. Bukan hanya akan membunuh sesamanya melainkan juga kehidupan lainnya. Saat air yang menjadi penyambung kehidupan sudah langka...bukanlah perang memperebutkan tanah atau uang yang akan terjadi melainkan manusia akan berperang dan saling membunuh dengan sesamanya hanya demi setetes air. Oleh karena itu, Habaek membiarkan terjadinya kemarau panjang. Saat semuanya berakhir...alam akan memulai dari awal kembali...mungkin itulah maksudnya. Kalau admin pikirkan lebih seksama, bukankah itu sama halnya dengan pemusnahan massal??? Saat alam mencapai batas toleransinya maka alam akan memulai proses penyembuhan/pembersihan dirinya untuk mendukung kehidupan yang baru lagi. Dengan kata lain, adalah kiamat.
"God is meant to forgive humans in the end even while be is betrayed each time..."
Itu pernyataan Habaek yang pada akhirnya mengijinkan hujan turun di desa Soah. Hm...jika dipikir-pikir sebenarnya Habaek sudah jatuh cinta pada Soah sejak awal. Tapi, ia masih belum bisa mengatakan semua kebenarannya pada Soah (mungkin masih terikat pada kenangan masa lalunya dengan Nakbin). Singkat cerita, Soah bertemu dengan Mui dan jatuh cinta padanya. Pada akhirnya, Soah akhirnya mengetahui semua kebenaran dan masa lalu Habaek. Termasuk nama ketiga Habaek (nama rahasia yang selalu diinginkan oleh Kaisar karena itu menandakan kelemahan Habaek). Nama ketiganya hanya Soah yang tahu bahkan Nakbin pun tak pernah tahu (artinya wanita yang sangat dicintai Habaek adalah Soah). Nama Mui pun hanya Soah yang diberitahu secara langsung oleh Habaek (nama kecil Habaek yang hanya sebagian orang yang tahu karena Habaek hanya akan memberi tahu nama kecilnya kepada orang yang benar-benar penting baginya). Kemudian, Soah dan Habaek yang resmi menikah di Istana Bulan. Namun, tidak sampai disitu...cinta mereka terus diuji dengan begitu banyak rintangan yang menghalangi kebahagiaan mereka...dimulai dari Soah yang dibuat hilang ingatan oleh Mui dan kembali lagi ke dunia manusia sampai Habaek yang rela menjadi manusia demi Soah.
Yah, segitu dulu review mengenai mereka. Sebenarnya masih banyak yang admin mau ceritakan tapi berhubung ceritanya sangat panjang jadi admin ambil poin-poinnya aja. Sampai di chapter 113 masih bercerita tentang Habaek yang menjadi manusia dan Suh-wang-moo (ibu Habaek) yang ingin membunuh Soah karena telah berani membuat putra tercintanya harus menjadi manusia dan menderita.
Yak, kita tunggu aja chapter 114 dengan sabar...walaupun admin udah ga sabar banget pengen tahu lanjutannya ^^...
Habaek berwujud anak kecil saat siang hari dan berwujud dewasa di malam hari karena ia telah dikutuk oleh Nakbin, istri pertamanya. Tentu saja, Soah tidak mengetahui hal tersebut. Kemudian, Soah mengetahui bahwa Habaek belum juga menjatuhkan hujan di desanya walaupun ia sudah menjadi pengantinnya.
"That's the law of cause and effect. How much nature is being returned depends on how much it is being received. Aren't the humans the ones who are really selfish? As long as one is safe, it doesn't matter what happens to other people."
Itu pernyataan yang dilontarkan Habaek kepada Soah ketika dia bertanya kenapa hujan belum juga turun didesanya. Jika dipikir-pikir, ucapan Habaek itu ada benarnya. Manusia terkadang terlalu serakah, hanya memikirkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya. Seberapa besar yang diberikan maka sebesar itulah yang akan diterima...itulah hukum alam...hukum sebab-akibat. Jika kita bandingkan dengan keadaan alam yang sebenarnya, bukankah manusia memang lebih banyak memberikan dampak buruk terhadap alam daripada kebalikannya sehingga terkadang alam akan mengembalikan sebanyak yang ia terima dari manusia contohnya bencana alam. Manusia memang lebih banyak menuntut daripada intropeksi diri.
"It's not me, the humans are killing themselves. The human make the water unclean and contaminated. Killing off not only their own kind but also the other animals. Once it's over, everything will be destroyed."
Itu pernyataan Habaek lainnya. Semua yang dikatakannya memanglah benar. Bukan dia (dewa) yang membunuh manusia melainkan manusia itu sendiri. Manusia membuat air menjadi kotor dan terpolusi. Bukan hanya akan membunuh sesamanya melainkan juga kehidupan lainnya. Saat air yang menjadi penyambung kehidupan sudah langka...bukanlah perang memperebutkan tanah atau uang yang akan terjadi melainkan manusia akan berperang dan saling membunuh dengan sesamanya hanya demi setetes air. Oleh karena itu, Habaek membiarkan terjadinya kemarau panjang. Saat semuanya berakhir...alam akan memulai dari awal kembali...mungkin itulah maksudnya. Kalau admin pikirkan lebih seksama, bukankah itu sama halnya dengan pemusnahan massal??? Saat alam mencapai batas toleransinya maka alam akan memulai proses penyembuhan/pembersihan dirinya untuk mendukung kehidupan yang baru lagi. Dengan kata lain, adalah kiamat.
"God is meant to forgive humans in the end even while be is betrayed each time..."
Itu pernyataan Habaek yang pada akhirnya mengijinkan hujan turun di desa Soah. Hm...jika dipikir-pikir sebenarnya Habaek sudah jatuh cinta pada Soah sejak awal. Tapi, ia masih belum bisa mengatakan semua kebenarannya pada Soah (mungkin masih terikat pada kenangan masa lalunya dengan Nakbin). Singkat cerita, Soah bertemu dengan Mui dan jatuh cinta padanya. Pada akhirnya, Soah akhirnya mengetahui semua kebenaran dan masa lalu Habaek. Termasuk nama ketiga Habaek (nama rahasia yang selalu diinginkan oleh Kaisar karena itu menandakan kelemahan Habaek). Nama ketiganya hanya Soah yang tahu bahkan Nakbin pun tak pernah tahu (artinya wanita yang sangat dicintai Habaek adalah Soah). Nama Mui pun hanya Soah yang diberitahu secara langsung oleh Habaek (nama kecil Habaek yang hanya sebagian orang yang tahu karena Habaek hanya akan memberi tahu nama kecilnya kepada orang yang benar-benar penting baginya). Kemudian, Soah dan Habaek yang resmi menikah di Istana Bulan. Namun, tidak sampai disitu...cinta mereka terus diuji dengan begitu banyak rintangan yang menghalangi kebahagiaan mereka...dimulai dari Soah yang dibuat hilang ingatan oleh Mui dan kembali lagi ke dunia manusia sampai Habaek yang rela menjadi manusia demi Soah.
Yah, segitu dulu review mengenai mereka. Sebenarnya masih banyak yang admin mau ceritakan tapi berhubung ceritanya sangat panjang jadi admin ambil poin-poinnya aja. Sampai di chapter 113 masih bercerita tentang Habaek yang menjadi manusia dan Suh-wang-moo (ibu Habaek) yang ingin membunuh Soah karena telah berani membuat putra tercintanya harus menjadi manusia dan menderita.
Yak, kita tunggu aja chapter 114 dengan sabar...walaupun admin udah ga sabar banget pengen tahu lanjutannya ^^...
Kak bisa baca komiknya dimana yah?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusbisa baca di mangapark.me tapi itu english vers
Hapuskalo beneran dibuat dramanya mau gimana tuh endingnya sedang komiknya aja belum tamat
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskalo baca manhwa nya dimana ya min? penasarann
BalasHapus