Entri Populer

Senin, 18 Maret 2013

Diary Dok Mi Ep.2-5



Quote ~ Flower Boy Next Door Drama 

Episode 2
 

Mulut wanita itu...
Seperti keran rusak di pegunungan

Tak setetes pun keluar saat dibutuhkan...

Seperti keran rusak...
yang hanya berfungsi di kesunyian malam

Segala kata yang tak bisa diucapkannya pada momen itu...

Mengalir keluar setelah momennya berlalu

Lain kali...
akan kupastikan merespon seperti ini...

Beginilah aku akan membalas komentar-komentar tersebut...
Beginilah dia selalu bersumpah ke dirinya.

Wanita itu...

Selalu mengucapkan kalimat-kalimat paling mengesankan
Saat sedang sendirian di kamarnya.

Episode 3

Cinta pertama menyakitkan...




dan cinta tak berbalas menghancurkan hati




Orang yang berpikir kalau kebahagiaan

adalah sesuatu yang bisa mereka rengkuh

setiap saat ...
 
 

Betapa bahagianya mereka?




Wanita itu ... selalu saja menjadi gugup
Setiap kali Ia merasa terlalu bahagia





Bagi wanita itu, kebahagiaan layaknya
balon tiup yang biasa dimainkan saat
masih kecil


Disaat Ia menyentuh bola balon yang
berwarna pelangi disekelilingnya ...

Balon tersebut pecah.

 
Di hadapan kebahagiaan, wanita itu ...

Menyerah sebelum Ia berusaha menggapainya.

 
Episode 4

Apa kebenaranmu?

Beritahu aku yang sejujurnya.

Kapanpun seseorang menanyakan itu padanya...
dia tetap menutup mulutnya.

Kebenaran adalah sesuatu yang tampil seperti permen atau cokelat

saat pembungkusnya dikupas.

Seperti kulit yang diperlukan untuk
melindungi darah dan daging di bawahnya...

kebohongan diperlukan untuk melindungi
kebenaran.

Ketimbang tetap jujur
dan mengungkapkan semua luka-lukanya...

Menampakkan senyum ceria di wajahnya dan berbohong...
terasa lebih aman baginya.

Episode 5

Setiap saat wanita itu melangkang ke dunia luar,
Ia sering merasa tidak terlihat.


Dia terdorong kesana kemari dan terinjak ...

dan saat Ia berbaur ditengah keramaian ...

Dia seolah tidak terlihat di mata orang lain.


Itu sebabnya wanita itu bersembunyi di
dalam kamarnya.

Kamarnya yang kecil itu terasa nyaman baginya,
bagai sangkar burung yang sayapnya telah patah.


Di dalam ruangan itu ... Ia dapat
bernapas dengan bebas.


Dia tidak pernah membayangkan dunia luar,
atau merindukan dunia diluar sana.


Setidaknya sampai saat ini ....

Setidaknya sampai saat ini ....